Ubhara Jaya Gelar Seminar Internasional

15 December 2016

Bekasi – Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) menggelar seminar internasional, Senin, 28 Nopember 2016. Seminar yang mengangkat temaInternational Seminar on Academic Collaboration and the challenges of Asean Integration” ini diselenggarakan di Auditorium Ubhara Jaya. Acara dibuka dengan pagelaran seni tari daerah bekasi dengan nama tari Nandak Ganjen dari mahasiswi Ubhara Jaya. Sebagai pembicara yaitu Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional (Puskamnas) Ubhara Jaya, Prof. Hermawan Sulistyo, Vice President Universitas Mindanao untuk Perencanaan dan Kerjasama Akademik, Dr.Ronald V.Amorodo, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset, Teknologi dan Peguruan Tinggi, Prof. Dr. Intan Ahmad, Ketua koordinator Perguruan Tinggi Swasta (KOPERTIS) Wilayah III, Dr. Illah Sailah, MS, Sekretaris Pertama/Konsul Penerangan dan Sosial Budaya KJRI  Davao City Philipina, Endah R Yuliarty Farry, dan Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sri Atmaja P, Rosyidi, ST, MSc.Eng., PhD., PE.  

 Rektor Univesitas Bhayangkara Jakarta Raya Irjen Pol (Purn) Drs. Bambang Karsono. SH., MM, selaku Rektor Ubhara Jaya menyampaikan bahwa seminar internasional ini merupakan langkah awal dari kerjasama antara Ubhara Jaya denga Universitas Mindanao Philipina dimana langkah selanjutnya  dalam kerjasama ini akan menghasilkan berbagai kerja sama akademik meliputi pertukaran mahasiswa, pertukaran dosen, riset gabungan dan cara mengelola jurnal internasional. “Hal ini kita lakukan untuk menjadikan Kampus Universitas Bhayangkara Jakarta Raya menuju World Class University,” imbuh beliau.

Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional (Puskamnas) Ubhara Jaya, Prof Hermawan Sulistyo yang juga sebagai salah seorang pembicara menjelaskan, selain kerjasama dalam bidang pendidikan dan akademik, pihaknya juga akan melakukan kerjasama dalam isu-isu keamanan nasional. Kasus narkotika dan kasus terorisme adalah kasus yang paling menarik perhatian banyak orang, sebab kelompok Abu Sayaaf pernah 4 kali melakukan penyanderaan kepada pelaut-pelaut dan pekerja dari Indonesia. “Selama ini kan kita belum punya database yang memadai soal tersebut. Nah disini kita akan ambil peran. Kita akan lakukan kajian dan melakukan pemetaan,” katanya.

Seminar internasional mendapatkan antusiasme yang tinggi baik dari peserta, mahasiswa, dosen maupun pembicara. Hal itu terlihat dari banyaknya tanggapan positif maupun pertanyaan yang muncul dari peserta selama diskusi berlangsung.  Seminar ditutup dengan foto bersama pemateri dan moderator. Semoga dengan adanya seminar internasional ini, kerjasama kedua belah pihak dapat berjalan baik dan memberi manfaat seluruh pihak.