Bekasi – Dua mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya), Siboro Theresia dan Delfina Ambar Auralita berbagi kisah selama yang menjadi Student Buddy atau pendamping mahasiswa asing dari University of Mindanao (UM). Keduanya pun mengaku banyak pertukaran budaya yang dia dapat selama menemani mahasiswa asing.
Theresia dari Fakultas Hukum Semester 3, menceritakan awal mula dirinya menjadi pendamping mahasiswa asing. Saat itu, dia mendapatkan informasi dari fakultas soal pencarian 2 orang untuk menjadi student buddy mahasiswa UM.
“Waktu itu dapat info terus ditawarin langsung sama salah satu dosen. Awalnya sempat ragu, tetapi setelah mengikuti tahap interview saya lolos,” ucapnya.
Berbeda dengan Theresia, Delfi yang juga dari Fakultas Hukum ternyata mendapatkan rekomendasi dari salah satu mahasiswa yang sebelumnya menjadi student buddy juga.
“Kebetulan saya berada di organisasi bahasa Inggris yang sama dengan Ade Nuraini, dan beliau yang mengusulkan saya kepada fakultas,” ujarnya.
Baca Juga: 4 Mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Lolos Student Exchange ke UM
Tak hanya dites bahasa Inggris, keduanya harus meluangkan waktunya untuk mengikuti kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa UM. Keduanya pun memiliki motivasi untuk menjadi student buddy. Salah satunya untuk memperluas jaringan sosial.
“Motivasi saya menjadi student buddy adalah sebagai tantangan kepada diri saya sendiri untuk memperluas wawasan serta jaringan sosial melalui interaksi dengan mahasiswa-mahasiswa asing yang datang,” ucap Delfi.
Selama hampir satu bulan menjadi student buddy, interaksi dengan dua mahasiswa asing ini pun rupanya memberikan pengetahuan baru tentang budaya di Filipina.
“Saya kasih informasi ke teman-teman UM kalau di sini (Ubhara Jaya) kalau bertemu dengan dosen harus ramah, senyum, kalau bisa salaman cium tangan,” kata Theresia.
Baca Juga: Cerita 2 Mahasiswa Program Cultural Exchange dari UM yang Penuh Pengalaman di Ubhara Jaya
Pengalaman unik lainnya saat keduanya menemani mahasiswa asing Darlene Marcos dan Femalie Ambat Acbay berbelanja kebutuhan rumah tangga. Keduanya bahkan mencicipi masakan tradisional Filipina. Namun, pengalaman ini tidak terlepas dari perbedaan budaya, termasuk dalam hal cita rasa makanan.
“Tanpa kami berdua sadari, ternyata ada perbedaan dalam bumbu masak yang ada di Filipina dan di Indonesia. Masakan yang kami makan rasanya jadi terlalu pekat karena kebanyakan bumbu masak di Indonesia memang lebih kuat dibanding di Filipina,” ceritanya Delfi.
Baik Theresia dan Delfi memiliki keinginan untuk ikut program pertukaran mahasiswa ke UM. Keinginan itu selain melihat pengamalan dari seniornya yang pernah ikut student exchange di UM tetapi didorong dari cerita mahasiswa UM.
“Keinginan (ikut student exchange) ke UM pasti ada. Apalagi mahasiswa yang kami dampingi juga sempat bilang kalau kita lolos ke UM mereka bakal jadi student buddy kita. Kaya bertukar peran pas di UM,” ucap Theresia.
Tim Media dan Publikasi
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya