Bahaya Begadang saat UTS: Antara Kelelahan Fisik dan Turunnya Daya Ingat

30 April 2025

Bekasi – Ujian Tengah Semester (UTS) menjadi salah satu poin penting bagi mahasiswa. Namun, tak jarang mahasiswa memilih begadang untuk belajar materi yang belum sempat dipelajari.

Mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) disarankan untuk menghindari kebiasaan begadang agar dapat menghadapi ujian dengan kondisi prima. Psikolog Klinis sekaligus dosen Ubhara Jaya, Candra Merida, M.Psi., mengingatkan bahwa begadang bukan strategi yang tepat untuk menghadapi UTS.

“Begadang dan kurang tidur mengakibatkan fisik lelah, membuat daya tahan tubuh menurun. Mahasiswa yang begadang bisa mengantuk saat ujian dan akhirnya tidak optimal dalam mengerjakan soal,” jelasnya.

Baca Juga: Benarkah Pola Makan dan Tingkat Konsentrasi Belajar Memiliki Hubungan? Ini Hasil Studi Kasus Mahasiswa Ubhara Jaya

Lebih dari itu, tekanan mental akibat begadang juga sangat mungkin muncul, terutama ketika mahasiswa merasa waktu tidak cukup untuk menguasai seluruh materi. Rasa panik dan cemas pun meningkat, membuat mereka kehilangan fokus.

“Ketika buru-buru, fokus bergeser dari memahami materi menjadi sekadar menyelesaikan tugas,” tambah Candra.

Alih-alih begadang, Candra menyarankan mahasiswa untuk mulai belajar sejak jauh-jauh hari. Persiapan yang matang tidak hanya membantu menjaga ketenangan mental, tetapi juga mencegah munculnya tindakan yang tidak diinginkan, seperti menyontek karena panik.

Baca Juga: Fakultas Hukum Ubhara Jaya Kunjungi Mahkamah Agung, Belajar Sistem Peradilan Secara Langsung

Menjaga pola tidur yang sehat, mengatur waktu belajar, dan merawat tubuh secara menyeluruh menjadi kunci utama agar mahasiswa dapat menghadapi UTS dengan maksimal, tanpa harus mengorbankan kesehatan.

Hal ini bahkan sudah pernah diteliti oleh University of California, Los Angeles, yang dipublikasikan dalam jurnal Child Development, menyatakan bahwa mengurangi waktu tidur demi belajar intensif justru menurunkan kinerja otak. Dampaknya bisa merembet ke penurunan fungsi memori, kesulitan berkonsentrasi, hingga gangguan kesehatan secara menyeluruh.

Tim Media dan Publikasi
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya