Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) Dorong Kampus Suarakan Penolakan LGBT Melalui Seminar Nasional

2 March 2020

Ubharajaya – Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) bekerja sama dengan Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) menggelar Seminar Nasional bertajuk “Menyelamatkan Generasi Penerus Bangsa dari Malapetaka Moral pada Perilaku Menyimpang Hubungan Seksual Sejenis,” Kamis (27/2/2020) di Auditorium Ubhara Jaya.

Rektor Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya), Irjen Pol (Purn) Dr. Drs. Bambang Karsono, SH., MM membuka persoalan atas merebaknya fenomena  Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di Indonesia. Hal itu membuatnya prihatin karena berpotensi berkembang menjadi masalah besar dan serius. Transgender (LGBT) dapat jadi Ancaman bagi Eksistensi sebuah Keluarga, Perkawinan yang awalnya merupakan hal yang sakral dan legal dengan maksud untuk melestarikan keturunan,” imbuh rektor.

Wakil Ketua Umum ICMI, Dr. Sri Astuti sama prihatinnya. Melalui ICMI, dia bertekad untuk melakukan sosialisasi dan edukasi terkait bahaya LGBT. Ia menyampaikan solusi yang bisa ditawarkan yakni pendekatan kesehatan, kedua pendekatan umum dan agama, ketiga pendekatan hukum dan politik.

Komitmen ICMI demikian sejalan dengan Visi Ubhara Jaya, yakni menjadi Kampus Unggulan yang berwawasan kebangsaan dengan berbasis sekuriti guna menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berperilaku baik dan mampu bersaing. Seminar ini kemudian menjadi bukti Komitmen Ubhara Jaya untuk selamatkan generasi Penerus dari malapetaka moral dan perilaku menyimpang berupa hubungan seksual sejenis.

Acara yang dihadiri ratusan Peserta menghadirkan Prof. Dr. Aida Vitayala, Guru Besar Komunikasi Gender IPB, dr. Hanny Nilasari, Sp. KK, dokter spesialis penyakit kelamin dari Universitas Indonesia, Dr. Herawati Tarigan, Anggota DPR-RI Komisi VIII, Dr. Masnasari, Tim Ahli Komisi Perlindungan Anak Republik Indonesia dan Dr. Didin Muhafidin, SIP, M.Si, Ahli Kebijakan Publik. Masing-masing Narasumber membahas Topik dari sudut pandang keahlian demi mengupas keberadaan fenomena LGBT tersebut.

Sebagai Pemateri pertama, Prof. Prof. Dr.Aida  menyorot LGBT sebagai perilaku Seksual yang menyimpang.  Menurutnya, konsep keluarga yang terdiri atas perempuan dan laki-laki, ayah dan ibu harus dikembalikan.  Demikian halnya dengan keluarga sebagai unit terkecil dari suatu sistem sosial masyarakat berfungsi sebagai lembaga sosialisasi pertama di dalam mewariskan  norma dan nilai-nilai kepatutan sesuai adat istiadat dan budi pekerti.

Sementara itu, Dokter  penyakit kulit dan kelamin RSCM, Dr. Hanny, SpKK (K) FINSDV., FAADV mengulik perilaku seks serta dampaknya bagi Kesehatan reproduksi. “Mereka yang memiliki orientasi seksual suka sejenis memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit menular seksual yang ditularkan melalui kontak seksual anal, begitu pula infeksi HIV,”terangnya. Pembicara lainnya juga menegaskan mengenai bahaya dan potensi perusakan moral Bangsa melalui bahaya LGBT. Diharapkan seminar ini akan membawa pengetahuan dan hasil yang memberi wawasan positif untuk menghasilkan sumber daya manusia yang terbaik bagi Nusa dan Bangsa. Acara ditutup dengan pemberian plakat dan foto bersama.

Tim Media Ubhara jaya