Budaya Mutu Adalah Harga Mati

9 February 2017

Bekasi – Penerapan sistem penjaminan mutu dinilai dapat menjadi faktor pendorong peringkat akreditasi di sebuah perguruan tinggi. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya menjadi salah satu perguruan tinggi yang menyadari akan pentingnya sistem penjaminan mutu tersebut.

Kendati demikian, masih banyak perguruan tinggi yang belum menyadari bahwa sistem penjaminan mutu tersebut merupakan sebuah kebutuhan internal dari perguruan tinggi. Untuk itu, diperlukan pelatihan dan workshop untuk menunjang hal tersebut.

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya melalui Lembaga Penjaminan Mutu Akademik (LPMA) Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) menggelar seminar dan workshop Pelatihan Standar Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Tinggi selama satu pekan, mulai dari 6 hingga 13 Februari 2017.

Hadir sebagai narasumber ialah Dr. Ir. Hisar Sirait, M.A., dari Institut Bisnis Indonesia yang juga merupakan pakar SNPT dan juga dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor, Dekan, Wakil Dekan, Kaprodi, LPMA, Kepala-kepala Biro, dan para dosen.

Rektor Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya), Irjen Pol (Purn) Drs. H Bambang Karsono.,S.H.,M.M, dalam sambutannya mengatakan,”Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Ristek DIKTI no 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, Ubhara Jaya berkomitmen untuk melakukan penguatan mutu akademik perguruan tinggi.” Rektor menambahkan, bermutu adalah harga mati. Kualitas mutu, kepuasan pemangku kepentingan, speak with data  adalah prinsip yang perlu kita miliki dan pahami untuk menjadi landasan penyusunan dan penetapan SPMI ” tutur Rektor.

Dr. Ir.Hisar lalu menguraikan, Perguruan tinggi harus memiliki sistem penjaminan mutu internal, dimana harus memiliki instrument atau kebijakan mutu, manual mutu kemudian prosedur mutu dan sampai kepada instrument atau formulir-formulir untuk diberikan pada mahasiswa ataupun dosen atau tenaga kependidikan. Untuk membuat standar perguruan tinggi, harus mengacu pada sistem penjaminan mutu internal dan juga eksternal. Ini tidak terlepas pada data dan informasi yang diberikan,“ ungkap Dr.Hisar.

Tidak lupa Dr. Hisar membagi banyak pengalaman dan tips bagaimana menyusun sistem penjaminan mutu internal bagi perguruan tinggi. “Ini adalah baru awal. Kalau sistem sudah terbentuk, itu tidak boleh berhenti begitu saja. Harus diteruskan dilaksanakan apa yang sudah tertulis. Kuncinya adalah taat prosedur,”pesan beliau.

Lewat pemaparan tersebut, peserta workshop mengaku senang dan terbuka wawasannya akan SPMI. Rencananya seminar akan dilanjutkan dengan workshop di mana peserta dibagi dalam beberapa kelompok guna pendalaman materi dan penyusunan standar penjaminan mutu  di masing-masing bagian. (Tim Media Ubhara Jaya)