Cerita 2 Mahasiswa Program Cultural Exchange dari UM yang Penuh Pengalaman di Ubhara Jaya
Bekasi – Dua mahasiswa dari University of Mindanao (UM) Darlene Marcos dan Femalie Ambat Acbay menceritakan perjalanan mereka hingga lolos program cultural exchange di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya). Keduanya mengaku banyak pengalaman yang diterima selama berkuliah di Ubhara Jaya.
Darlene dan Femalie menjelaskan, proses seleksi mengikuti program pertukaran mahasiswa di Ubhara Jaya cukup selektif. Tahap pertama mereka pengajuan aplikasi, kemudian dilanjutkan dengan wawancara.
“In our application, we must submit documents such as grades for three semesters in college, and we need to obtain a recommendation letter from the Dean of our faculty. Our GPA must be at least 3.0.(Dalam aplikasi, kami harus mengumpulkan dokumen seperti nilai dari tiga semester di perguruan tinggi dan surat rekomendasi dari Dekan fakultas. IPK minimal yang dibutuhkan adalah 3,0),” ujar Darline.
Setelah sekitar satu bulan sejak pengajuan aplikasi, mahasiswa yang lolos akan dipanggil untuk wawancara. Sementara itu, Femalie menambahkan jika calon mahasiswa student exchange juga harus menulis esai.
“We also need to write an essay about the importance of being a student exchange participant and how it can benefit our university in collaborating with larger countries. (Esai ini harus menjelaskan bagaimana program pertukaran ini dapat membantu universitas kami dalam bekerja sama dengan negara-negara besar),” kata Femalie.
Baca Juga: President University Of Mindanao dan Rektor Ubhara Jaya Resmikan UM Corner di Kampus I Jakarta
Alasan Memilih Ubhara Jaya
Meskipun ada banyak pendaftar untuk program pertukaran pelajar, hanya dua mahasiswa dari UM yang berhasil diterima di Ubhara Jaya.
Menurut Darlene, keputusan memilih Ubhara Jaya dipengaruhi oleh sejumlah mahasiswa UM yang pernah mengambil pertukaran mahasiswa di Ubhara Jaya.
“Maybe it’s because of the positive feedback from previous exchange faculty and students. We heard good things about Ubhara Jaya. It is one of the best schools, especially for the Faculty of Law and Criminology, (Kami mendengar banyak hal baik tentang Ubhara Jaya. Ini adalah salah satu univeritas terbaik, terutama untuk Fakultas Hukum),”
Sementara Femalie semakin tertarik usai mendapatkan informasi dari salah satu mahasiswa Ubhara Jaya yang menempuh pendidikan di UM yakni Ersa Nurul Rahma Windyani.
“Profesor dan dosen kami yang pernah mengikuti program pertukaran juga merekomendasikan Ubhara Jaya, terutama untuk studi hukum,” tuturnya.
Baca Juga: Ubhara Jaya Sambut Hangat 2 Mahasiswa Program Cultural Exchange dari University of Mindanao
Pentingnya Program Pertukaran Pelajar untuk Masa Depan
Sebagai mahasiswa yang bercita-cita menjadi pengacara, Femalie melihat program ini sebagai kesempatan untuk mempelajari sistem hukum di Indonesia.
“I want to be a lawyer, which is why I am studying how the legal system works in Indonesia, so I can share this knowledge with students at our university. (Saya ingin membagikan pengetahuan ini kepada mahasiswa di universitas kami),” katanya.
Sementara, bagi Darlene, program ini menjadi tantangan pribadi karena dirinya yang introvert.
“Here, It is really challenging for myself because I am an introvert. Especially now that we are working on a journal together, we have to collaborate (Kami juga sedang membuat jurnal bersama, jadi harus berkolaborasi dengan mahasiswa lain),” katanya.
Kagum dengan budaya di Ubhara Jaya
Darlene dan Femalie mengalami beberapa kejutan budaya selama tinggal di Indonesia. Darlene mencatat kebiasaan mahasiswa di Ubhara Jaya yang mencium tangan dosen sebagai tanda hormat.
“Kami tidak melihat hal ini di UM,” katanya.
Tim Media dan Publikasi
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya