Bekasi – Ujian akhir semester biasanya identik dengan mahasiswa yang belajar dengan metode sistem kebut semalam (SKS). Namun, perlu kalian ketahui jika belajar SKS ini punya pengaruh buruk buat psikologis.
Para peneliti dari University of California, Los Angeles dalam jurnal yang dipublikasi Child Development menyebutkan jika belajar dengan metode SKS hasilnya tidak akan sebanding. Alasannya, semakin banyak jam tidur yang dikurangi, maka akan berdampak buruk pada kinerja yang mereka kerjakan.
Setidaknya ada tiga dampak negatif yang disebutkan yakni terganggungnya kerja otak dan memori, sulitnya berkonsentrasi dan mengganggu kesehatan.
Hal tersebut juga dibenarkan Psikolog Klinis, Candra Merida, M.Psi.,Psikolog menjelaskan sistem belajar SKS dinilai tidak efektif. Belajar hingga larut malam mengorbankan waktu tidur yang penting, mengakibatkan gangguan tidur yang berdampak negatif pada kesehatan psikologis dan fisik.
Baca Juga: Lestarikan Budaya Seni Bela Diri Tradisional, Ubhara Jaya Punya UKM Pencak Silat
“Perilakunya akhirnya ya begadang nggak tidur itu tentu akan mempengaruhi fisiknya yang jelas akan mempengaruhi daya tahan tubuhnya jadi menurun. Dia pas ujian jadi ngantuk, jadi efeknya ya nilainya nggak maksimal,” ucapnya.
Gangguan lainnya yakni pelaku yang belajar dengan SKS ini juga akan mengalami kecemasan. Ketakutan akan tidak cukupnya waktu untuk menguasai materi dapat meningkatkan kecemasan dan mengganggu ketenangan pikiran.
“Karena dia buru-buru jadi fokusnya dia bukan lagi ke materi tetapi lebih kepada bagaimana dia mengerjakan agar cepat selesai,” terangnya.
Baca Juga: Serunya Final Accounting Action Competition Di FEB Ubhara Jaya, Peserta Dari Berbagai Kampus
Dampak buruk lainnya yaitu stres berlebihan. Ketika belajar secara maraton dalam waktu singkat, tekanan untuk menghafal dan memahami materi secara cepat dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi. Semua dampak belajar SKS ini juga nantinya bisa bermuara pada kasus menyontek.
“Karena tidak fokus nantinya bisa jadi dia akan melakukan perilaku cheating curang, perilaku menyontek. Dia tidak percaya diri takut kalau nilainya jelas, takut kalau IP-nya (indek prestasi) turun,” ucapnya.
Psikolog yang juga Dosen Fakultas Psikologi Ubhara Jaya ini pun memberikan saran agar menghindari belajar SKS. Belajar efektif bisa dilakukan dengan cara memahami materi perkuliahan jauh sebelum kegiatan ujian dimulai.