Kuatkan Visi Sebagai Perguruan Tinggi Berbasis Sekuriti, Ubhara Jaya Gelar Seminar Internasional Bahas Isu Keamanan Aktual
Bekasi – Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) menggelar seminar internasional bertema “Security Update, An International Bilingual Seminar.” Bertempat di Auditorium Ubhara Jaya, Graha Tanoto, Kampus II Bekasi, Senin Pagi (08/08/2022), seminar yang berlangsung secara hybrid (daring dan luring), menghadirkan para pakar studi keamanan internasional yakni, Prof. Dr. Bilveer Singh (National University of Singapore), Prof. Dr. Jasminder Singh (Nanyang Technological University), Prof. (Ris) Hermawan Sulistyo, MA, Ph.D, APU, dan praktisi teknologi dari Meguro Tokyo, Jepang, Anditto Heristyo, M.Si.
Dalam sambutannya mengawali acara, Rektor Ubhara Jaya, Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Dr. Drs. Bambang Karsono, SH, MM., mengatakan, “Visi kami adalah membangun kapasitas kelembagaan berbasis sekuriti. Visi yang menjadikan Ubhara Jaya sebagai satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang berfokus pada kajian tentang isu-isu keamanan,” jelas Rektor Ubhara Jaya.
Seminar Internasional ini, lanjutnya, menjadi bagian penting dari upaya Ubhara Jaya menjalankan fungsi akademik dengan menghasilkan kajian yang berfokus pada tema-tema keamanan, “Kami berharap dengan adanya kegiatan ini dapat membuka jejaring internasional yang lebih luas dan peluang kerjasama dengan berbagai pihak, dengan fokus yang sama,” ucap Rektor lagi.
Seminar Internasional diisi pemaparan narasumber terkait isu-isu keamanan di Kawasan Asia Tenggara. Profesor Bilveer Singh yang merupakan Guru Besar pada Departemen of Political Science, National University of Singapore memaparkan sejumlah tantangan keamanan tingkat regional.
“Meski saat ini tidak ada perang yang terjadi di kawasan Asia Tenggara, namun masih terdapat sejumlah ancaman keamanan bagi negara-negara di sini. Ancaman di bidang keamanan itu terbagi atas dua, yakni ancaman terhadap negara yang berupa konflik dan persaingan pengaruh kekuasaan, contohnya terkait sengketa teritorial di Laut Cina Selatan, serta yang kedua konflik antar negara Asia Tenggara berupa sengketa wilayah (darat dan laut). Sementara ancaman keamanan terhadap rezim dan pemerintah contohnya terkait isu ekstrimisme agama dan terorisme,” urai Profesor Bilveer Singh dalam pemaparannya.
Lebih jauh, Bilveer Singh memaparkan, ancaman lain yang juga masih menjadi tantangan dalam bidang keamanan bagi negara-negara di Asia Tenggara termasuk permasalahan pangan, bencana alam, batas wilayah, kriminal, perdagangan manusia, pengungsian, korupsi dan juga kemiskinan.
Sementara, Profesor Jasminder Singh yang merupakan peneliti pada International Centre for Political Violence and Terrorism Research, Nanyang Technological University, Singapura, menyoroti isu terkait terorisme dan ekstrimisme agama di kawasan Asia Tenggara.
“Ancaman di bidang keamanan terbagi atas ekstrimisme agama, lalu adanya gerakan separatis di Myanmar, Indonesia, Thailand dan Filipina. Sikap lengah pada isu terorisme dan keamanan bisa berdampak besar pada keamanan. Kejahatan terorisme adalah pelajaran terbaik menyangkut soal keamanan, karena teroris adalah organisasi pembelajaran terbaik di dunia,” tutur Jasminder Singh.
Selanjutnya, pembicara yang merupakan praktisi bidang teknologi dari Meguro Tokyo, Jepang, Anditto Heristyo, M.Si memaparkan tantangan di bidang keamanan terkait dengan pemanfaatan internet pada masa pasca pandemi COVID-19 dalam makalah bertema “Security and Sovereignty in Post-Pandemic Era Internet.” Anditto mengatakan, “Internet dibangun atas dasar keterbukaan dan kolaborasi, maka seharusnya prinsip ini tetap menjadi pijakan bagi setiap orang dalam memanfaatkan teknologi ini,” jelas Anditto
Sementara itu, Profesor Riset Universitas Bhayangkara Jakarta Raya yang juga menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Keamanan Nasional (Puskamnas), Prof. (Ris) Hermawan Sulistyo, MA, Ph.D, APU., menyampaikan pemaparan terkait isu keamanan jelang perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 di Indonesia.
“Dalam konteks Pemilu mendatang, gagasan pemikirannya adalah bukan pada pengumpulan dukungan dalam bidang politik, namun bagaimana kita memahami dan memetakan potensi konflik di bidang keamanan yang menjadi bagian dari kegiatan penyadaran publik. Berbagai hasil kajian dari seminar ini akan berfungsi sebagai sumbangan pemikiran dan menjadi masukan strategis para pembuat kebijakan serta menjadi kontribusi Ubhara Jaya pada bangsa dan kemanusiaan,” papar Hermawan Sulistyo.
Tim Media dan Publikasi
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya