Kuliah Umum Fasilkom Ubhara Jaya, Pakar Digital Forensik Beri Tips Deteksi Aplikasi Berbahaya

17 July 2024

Bekasi – Pakar Digital Forensik Universitas Islam Indonesia (UII) Dr. Yudi Prayudi, S.Kom.,M.Kom memberikan tips mendeteksi aplikasi berbahaya di handphone dan laptop. Hal ini disampaikan saat kuliah umum Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya kampus II, Bekasi, Selasa (16/7/2024).

Dalam sesi tanya jawab, moderator yang merupakan Dosen Ubhara Jaya, Dr. Tb. Ai Munandar, S.Kom.,MT menanyakan bagaimana cara mendeteksi adanya aplikasi yang tidak aman di handphone atau laptop. Pertanyaan itu pun langsung dijelaskan Dr. Yudi Prayudi.

Dia menerangkan, pengguna sebelum mengunggah aplikasi untuk handphone dan laptop sebaiknya melihat review pengguna sebelumnya. Dr Yudi juga mengingatkan pengguna harus hati-hari dengan aplikasi yang menawarkan kemudahan dan mengklaim sebagai perangkat aman.

“Banyak software yang tidak aman bersembunyi di balik kata-kata aman. Jadi kalian jangan mudah mendownload aplikasi yang judulnya aman. Karena di balik aplikasi yang aman itu ada yang tidak aman. Jadi itu salah satu cirinya ya itu aplikasi yang tidak aman itu yang menawarkan keamanan. Jadi kita harus hati-hati betul sebelum mendownload harus mencari betul reviewnya,” ucapnya.

Baca Juga: Kuliah Umum Fasilkom Ubhara Jaya Kupas Interaksi Teknologi Dengan 3 Materi Utama

Lalu bagaimana mendeteksi jika handphone atau laptop sudah terserang aplikasi yang tak aman? Dr Yudi menjelaskan beberapa ciri.

Tips Deteksi Aplikasi Berbahaya di Handphone

1. Perangkat HP atau Laptop Jadi Lambat

Salah satu ciri yang bisa dicek pengguna yakni saat handphone atau laptopnya lebih lama memproses sesuatu. Misalnya untuk mengakses ke aplikasi lain mengalami loading cukup lama.

“Ada beberapa cirinya, pertama kok handphone atau komputer saya kok jadi lambat. Nah ini sebagai cirinya,” ucapnya.

Baca Juga: Seminar Nasional Fakultas Hukum Ubhara Jaya: Menakar Masa Depan Penegak Hukum Di Indonesia

2. Memori Cepat Penuh

Ciri kedua yakni memori cepat penuh padahal pengguna tidak mengunduh video, foto atau dokumen. 

“Yang kedua memorinya atau hardisknya cepat penuh. Nah itu ada jadi ciri-ciri yang lain,” jelas Dr Yudi.

3. Ada Akses Mencurigakan

Ciri ketiga yang bisa terdeteksi yaitu adanya aktivitas tanpa perintah pengguna. Jika sudah ada aktivitas mencurigakan semacam ini, diduga perangkat sudah terkena malware.

“Yang berikutnya ada satu hal yang tidak kita lakukan tetapi terjadi. Misalnya kita tidak mengirim data tahu-tahu terkirim. Kita tidak membuka sesuatu malah terbuka sendiri. Nah mungkin ada salah satu software (berbahaya) yang bekerja di laptop atau handphone kita,” katanya.

Tim Media dan Publikasi

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya