Strategi Kelola Stress Saat UTS: Hindari Belajar Sistem Kebut Semalam dan Jaga Kesehatan Mental

13 November 2024

Bekasi – Ujian Tengah Semester (UTS) seringkali memicu kecemasan pada mahasiswa, terutama mereka yang memilih metode belajar sistem kebut semalam (SKS). Mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) lebih baik menghindar metode belajar SKS agar terhindar dari stres.

Penelitian dari University of California, Los Angeles, yang dipublikasikan dalam jurnal Child Development, menemukan bahwa mengurangi waktu tidur demi belajar intensif akan menurunkan kinerja otak. Kekurangan tidur berdampak buruk pada memori, kemampuan konsentrasi, dan kesehatan secara keseluruhan.

Psikolog Klinis sekaligus dosen Ubhara Jaya, Candra Merida, M.Psi., menjelaskan bahwa belajar SKS sebenarnya bukan strategi yang efektif. 

Baca Juga: Selain Administrasi, Ini yang Perlu Disiapkan Mahasiswa Jelang Ujian Tengah Semester

“Begadang dan kurang tidur mengakibatkan fisik lelah, membuat daya tahan tubuh menurun. Mahasiswa yang begadang bisa mengantuk saat ujian dan akhirnya tidak optimal dalam mengerjakan soal,” jelasnya.

Stres menjadi dampak serius lainnya dari sistem belajar ini. Ketika waktu terasa semakin mendesak, kecemasan meningkat karena merasa belum cukup menguasai materi. 

“Ketika buru-buru, fokus bergeser dari memahami materi menjadi sekadar menyelesaikan tugas,” tambah Candra.

Baca Juga: Pengumuman Tata Tertib Pelaksanaan Ujian Tengah Semester Ganjil TA. 2024/2024

Untuk mengelola stres selama UTS, Candra menyarankan mahasiswa agar menghindari SKS. Sebaiknya, mulai persiapan sejak awal, memahami materi sedikit demi sedikit sebelum ujian dimulai. Ini membantu menjaga ketenangan, mengurangi kecemasan, dan mencegah perilaku seperti menyontek yang muncul akibat panik.

Mengelola stres saat UTS bukan hanya soal belajar lebih awal tetapi juga merawat diri secara fisik dan mental agar siap menghadapi ujian dengan lebih tenang dan percaya diri.

Tim Media dan Publikasi

Universitas Bhayangkara Jakarta