Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Gelar Bedah Buku Tentang Intelijen
Bekasi – Dunia intelijen selalu menarik dan relevan dengan perkembangan zaman. Penuh rahasia, serba tertutup tetapi membutuhkan kapasitas intelektual yang baik. Intel, reserse dan akademisi adalah satu kluster yang saling terkait satu sama lain. Indonesia masih membutuhkan banyak ahli-ahli intelijen untuk kepentingan negara. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Keamanan Nasional Ubhara Jaya, Prof Hermawan Sulistyo, Ph. D atau akrab disapa Prof Kikiek dalam acara bedah buku ‘Pembangunan Jaringan’ di Kampus 2 Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Kamis pagi (9/2/2023).
Buku yang ditulis intelijen senior Yohannes Wahyu Saronto ini mengupas banyak hal tentang konsep, metode dan pengembangan jaringan. Bukan hanya untuk organisasi intelijen tetapi juga untuk bisnis, sosial dan pendidikan. “Buku ini untuk kebutuhan masyarakat. Saya tulis bukan hanya untuk komunitas intelijen. Tetapi terkait masalah-masalah ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Buku ini bisa digunakan siapa saja. Karena buku ini ada di pasaran,” jelas Wahyu Saronto.
Menurut Laksda TNI Ivan Yulivan, salah satu penanggap dalam Bedah Buku ini, mengatakan, “Dengan teknologi canggih dan jaringan, saat ini orang bisa diam di rumah tetapi informasi masuk dengan sendirinya, alat dan senjata bisa dikendalikan dari jauh. Ini sudah mulai berkembang dalam peperangan di beberapa negara,” ujar Ivan yang merupakan Staf Ahli Kepala BIN Bidang Hankam.
Deputy Editor iNews TV, jurnalis senior, Aiman Witjaksono yang turut hadir sebagai penanggap menyampaikan, “Profesi intelijen tidak jauh berbeda dengan profesi jurnalis. Kemampuan insting yang tajam dalam melihat isu dan dukungan teknologi open source intelligent (osint) akan menghasilkan produk yang luar biasa,” ujar Aiman.
Lebih jauh, ia mengatakan, kemampuan organisasi dalam membangun jaringan akan mendorong munculnya kualitas analisis, kecepatan bergerak dan ketepatan memilih sasaran atau segmen pasar. “Kemampuan tersebut dibutuhkan bukan saja untuk organisasi intelijen tetapi juga bagi organisasi bisnis, lembaga nonprofit dan bahkan organisasi pendidikan seperti kampus dan sekolah,”ucapnya lagi.
Sementara, dalam sambutannya, Rektor Ubhara Jaya Irjen Pol (Purn) Dr. Drs. Bambang Karsono, SH, MM mengapresasi keberadaan Buku Intelijen dengan judul “Pembangunan Jaringan” yang ditulis oleh Yohanes Wahyu Saronto. Menurutnya buku ini akan membuat masyarakat bisa lebih mengenal dunia intelijen.
“Jadi ada dua hal. Yang pertama, semua bisa belajar dengan baik mengenai perkembangan intelijen di Indonesia. Yang kedua, buku ini juga bisa sebagai dasar mahasiswa, dalam rangka mengembangkan wawasan kebangsaan dan security yang menjadi kekhasan Ubhara Jaya,” jelas Rektor Ubhara Jaya.
Acara bedah buku ini dibuka oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Brata Bhakti Jenderal Pol (p) Prof. Dr. Chaeruddin Ismail, SH, MH, dan dihadiri sekitar 50 orang jaringan komunitas intelijen dari berbagai kelompok antara lain mantan Ketua KPK Saut Situmorang dan Irjen Pol (p) Bibit Samad Riyanto, Ketua Dewan Analisis Strategis Badan Intelijen Negara Letjen TNI (p) Dr. M. Munir, mantan Dubes Mexico Komjen Pol (p) Ahwil Luthan, Mantan Dubes Timor Timut Bey Sofwan, Mantan Kepala BNPT Ansaad Mbai dan mantan Kepala BNN Komjen Pol (Purn) Togar M. Sianipar.
Tim Media dan Publikasi
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya