Bekasi – Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Prof. Dr. Ir. Hapzi, MM., CMA, MPM membeberkan tips dan trik strategi publish di jurnal bereputasi di acara webinar, Sabtu (30/3/2024). Kegiatan ini merupakan seri akhir menjelang pelaksanaan Bhayangkara Multidisciplinary International Conference (BMIC) 2024.
Dalam paparannya, prof Hapzi menjelaskan, ada tiga tahapan proses penerbitan artikel. Yang pertama submission, review dan copy editing dan production.
Profesor yang masuk daftar 10 ilmuwan terbaik di Indonesia ini juga menjabarkan. Sebelum menulis jurnal langkah pertama yakni memilih publisher terbaik di dunia.
“Pastikan jurnal itu terbit di-publisher terbaik di dunia. Ternyata publisher terbaik di dunia itu bukan dari kampus seperti elsevier itu bukan dari kampus tapi dia lembaga di dunia,” katanya.
Dia juga menyarankan peneliti harus memastikan jurnal yang dibuatkan sesuai bidang ilmunya. Selanjutnya, penulis diminta mengecek volume jurnal yang sudah publish. Normalnya setiap tahun ada enam jurnal.
“Tolong cek volume jurnal dan paper isunya. Jurnal itu ada volumenya, nomornya ada isunya. Normalnya jurnal itu enam kali dalam setahun publisher. Jadi kalau ada jurnal yang publish 10 kali 20 kali dalam setahun itu tidak normal,” papar Prof Hapzi.
Kemudian langkah selanjutnya, peneliti harus mengecek paper atau nomor isu yang akan publish. Prof Hapzi menjelaskan, biasanya ada 50 nomor atau isu. Jika lebih dari itu dianggap kurang wajar. Tak kalah pentingnya, penulis juga harus memastikan jika materi jurnalnya tidak memuat spesial isu.
“Tidak ada spesial isu, kalau di scopus itu tidak ada spesial isu di jurnal. Jurnal yang baik itu tidak ada spesial isunya, maksimal publishnya adalah 6 kali,” katanya.
Tips selanjutnya, penulis harus konsisten dalam mempublish jurnalnya. Prof Hapzi juga mengingatkan agar penulis memeriksa jurnal itu on going di scopus.
“Konsisten publishnya, misalnya tahun 2022 4 kali, tahun 2023 4 kali itu konsisten,” katanya.