Belmawa dan Ubhara Jaya Gelar Bimtek Penerimaan Bantuan Akselerasi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Bekasi – Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) menggandeng Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) melaksanakan bimbingan teknis (bimbek) di Kampus II, Bekasi, Kamis (6/6/2024). Materi yang disampaikan yakni Bimtek Penerimaan Bantuan Akselerasi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Tinggi untuk Mendukung Kampus Merdeka Tahun 2024.
Kegiatan ini diikuti sejumlah perwakilan dari sejumlah perguruan tinggi di bawah Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III DKI Jakarta. Pelaksanaanya dilakukan secara dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring).
Dalam kesempatan kali sambutan Rektor Ubhara Jaya, Irjen Pol (Purn) Prof. Dr. Drs. Bambang Karsono, S.H, M.M., Ph.D.,D.Crim (Honoris Causa) diwakilkan Wakil Rektor I, Prof Dr. Ramlani Lina Sinaulan S.H., M.H. Dia pun mengucapkan rasa bangga lantaran Ubhara Jaya kali ini bisa menjadi tuan rumah dalam bimtek sesi 1.
Prof Lina mengharapkan jika bimtek ini nantinya bisa membantu program studi dalam merancang kurikulum yang dapat membantu mahasiswa di perguruan tingginya atau di kampus lain.
“Di sisi lain rancangan kurikulum diharapkan menjadi dasar program studi tidak hanya memfasilitasi mahasiswanya dalam berbagai kegiatan pembelajaran MKBK (Merdeka Belajar-Kampus Merdeka), tetapi juga menjadi modal bagi program studi mengembangkan kampus merdeka mandiri yang dapat membantu mahasiswa di perguruan tinggi lain,” ucapnya.
Baca Juga: Penelitian Dosen PKO Ubhara Jaya Temukan Dampak Latihan Pliometrik Pada Lompatan Olahraga Voli
Diketahui ada tiga materi bimtek yang disampaikan dalam kegiatan tersebut yakni Pengembangan KPT sesuai KKNI dan SN-Dikti dengan pendekatan Outcome Based Education yang dibawakan oleh Prof. Dr. Edy Cahyono M.Si. Kemudian Strategi Akselerasi MBKM Mandiri disampaikan Gatot Fatwanto Hertono Ph.D. Selanjutnya Strategi Keberlanjutan serta Mekanisme Pengakuan Kredit Program MBKM disampaikan Bagus Jati Santoso, S.Kom., Ph.D.
Dalam salah satu presentasinya, Gatot menyebutkan pentingnya transformasi pendidikan. Sehingga akan lebih pas kalau perguruan tinggi membuat kebijakan yang pas untuk capaian pembelajaran lulusan (CPL).
“Kampus merdeka inikan dirancang agar mahasiswa bisa mendapatkan perkuliahan tidak hanya di kampus, tetapi juga mendapatkan kompetensi tambahan di luar,” katanya.
Sementara itu, Bagus Jati Santoso menjelaskan jika banyak perusahaan yang belum mengetahui program MKBM. Di sini peran perguruan tinggi juga harus melakukan sosialisasi.
Baca Juga: Kolaborasi Fikom Ubhara Jaya Dan KPID Jabar, Ajak Mahasiswa Melek Penyiaran Pilkada Yang Kredibel
“Banyak industri yang tidak mengetahui soal MBKM. Biasanya mereka hanya tahun internship, magang atau kerja praktik. Padahal di sini kita lakukan rekognisi kredit (SKS),” katanya.
Dalam sesi diskusi bimbek salah satu dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Ubhara Jaya, Juli Candra, S.Pd, M.Pd mempertanyakan soal mekanisme softskill yang nantinya dikonversi dalam SKS.
“Mohon bagaimana aturan pembandingnya diperjelas bagaimana mengatur kredit ini. Karena 60 persen aktivitas kami itu dilakukan di luar lapangan. Jadi bagaimana mekanisme pembagian dari rekognisi tersebut. Apalagi di kami (Ubhara Jaya) ada Bela Negara,” katanya.
Bagus Jati Santoso pun menjelaskan jika aturan itu nanti bisa dilihat kembali di CPL Prodi.