Mengupas Manfaat Artificial Intelligence Dalam Penulisan Karya Ilmiah
Bekasi – Menuju kegiatan Bhayangkara Multidisciplinary International Conference (BMIC) 2024 (BMIC) 2024, panitia menyelenggarakan webinar series 4, Sabtu (23/3/2024). Kali ini topik yang dibahas yakni “Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam Mendukung Karya Ilmiah”.
Pembicara materi Dekan Fakultas Psikologi dan Kepala Lembaga Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat & Publikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya), Prof. Adi Fahrudin, Ph.D. Dalam materinya, Prof Adi menjelaskan, saat ini tanpa sadar sudah banyak peneliti yang memanfaatkan AI. Setidaknya ada tiga manfaatkan AI untuk karya ilmiah.
Pertama untuk meningkatkan produktivitas penulisan karya ilmiah. Kedua meningkatkan akurasi dan ketiga meningkatkan kreativitas.
“Ada beberapa Artificial Intelligence tools yang membantu editing, meningkatkan kualitas dan akurasi penulisan akademik untuk mengkurasi mistake atau error apalagi kalau dalam penulisan dalam bahasa Inggris,” katanya.
Prof Adi pun menjabarkan sejumlah Artificial Intelligence yang populer digunakan. Rinciannya yakni, Scite Assistant, Consensus, Elicit, ChatGPT, Chat PDF, Research Rabbit dan Sci.Space. Namun, Prof Adi juga mengingatkan bahwa penggunaan Artificial Intelligence juga memiliki persoalan salah satunya menyebabkan peneliti masalah berpikir kritis.
“Alat ini kadang-kadang menyebabkan orang malas berpikir, akibatnya apa, jadinya skill writingnya enggak ada. Ini menyebabkan orang malas melakukan critical thinking,” katanya.
Tak hanya itu Artificial Intelligence dengan fasilitas lengkap tentu harganya tidak murah. Beberapa yang ditampilkan saat ini di google sifatnya masih gratis.
“Yang kedua, Artificial Intelligence ini harganya tidak murah jadi yang ada tampil di google itu yang free kita bisa gunakan free. Tapi yang free ini hanya penggalan-penggalan kecil kita tidak bisa mendapatkan banyak hal,” ucapnya.
Disinggung terkait penelusuran karya ilmiah dari Artificial Intelligence, Prof Adi menilai harus ada teknologi lagi untuk pelacakan.
“Cara termudah itu kita harus menggunakan AI lagi. AI dilawan dengan AI. Jadi kalau misalnya kita menggunakan Scite Assistant maka kita harus paraphrase tools,” jelasnya.